Kuas brush system adalah salah satu teknik finishing yang paling sering digunakan untuk di rumah. Pemilahan teknik ini sangat mudah dan murah akan tetapi yang menjadi titik tumpu adalah pemilihan kuas halus. Jika Anda menginginkan hasil yang halus, kuas bisa dilapisi oleh kain katun bersih dan kering sehingga brush mark tidak akan nampak pada
Laporan Perancah dan Bagesting ini disusun berdasarkan hasil project maket bekisting yang telah diselesaikan saya dan kelompok, dalam mata kuliah Praktek Perancah & Bekisting di Universitas Negeri Medan pada semester 5. Laporan ini berisi tentang kajian-kajian teori, alat dan bahan yang digunakan saat praktek, serta jobsheet yang berisi langkah-langkah dan deskripsi pekerjaan saat pembuatan maket. GeorgeSimonOhmProses finishing pada kerajinan kayu batik menggunakan bahan A.HCL B.NaOH C.Turkish red oil D.Aqua lacquer Jawab: Bahan yang digunakan adalah TURKISH RED OIL.Bahan ini berfungsi agar gambar batiknya tidak mudah luntur KELAS : 11 MAPEL : WIRAUSAHA BAB : 1 - KERAJINAN KODE : 11.25.1 KATA KUNCI : TAHAP FINISHINGIndustri Barokah Jaya merupakan industri yang terletak di Desa Turus Gede Rembang. Industri ini memproduksi krupuk rambak. Salah satu proses produksinya adalah pemotongan krupuk yang dilakukan operator dengan posisi duduk di kursi kecil dingklik dan krupuk yang akan dipotong diletakkan di lantai. Berdasarkan observasi awal, operator mengalami rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Hal ini mengakibatkan target produksi menjadi tidak optimal. Melihat kondisi kerja tersebut perlu dilakukan perancangan kursi dan meja kerja pada stasiun pemotongan. Untuk merancang fasilitas kerja tersebut digunakan data antropometri tubuh operator di Industri Barokah Jaya, keluhan-keluhan selama bekerja dan waktu proses pemotongan krupuk. Hasil penelitian ini adalah rancangan meja dan kursi kerja pada stasiun pemotongan. Berdasarkan implementasi dihasilkan perbandingan kondisi awal dan akhir sebagai berikut kondisi sebelum perancangan, waktu baku dan output standar adalah 9,068 detik/unit dan 396 unit/jam. Setelah perancangan, waktu baku dan output standar adalah 7,377 detik/unit dan 468 unit/jam. Terjadi peningkatan produktivitas sebesar 18,18 %. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 2, Desember 2011 ISSN 1412-686978 PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Agung Kristanto1, Dianasa Adhi Saputra2Abstrak Industri Barokah Jaya merupakan industri yang terletak di Desa Turus Gede Rembang. Industri ini memproduksi krupuk rambak. Salah satu proses produksinya adalah pemotongan krupuk yang dilakukan operator dengan posisi duduk di kursi kecil dingklik dan krupuk yang akan dipotong diletakkan di lantai. Berdasarkan observasi awal, operator mengalami rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Hal ini mengakibatkan target produksi menjadi tidak optimal. Melihat kondisi kerja tersebut perlu dilakukan perancangan kursi dan meja kerja pada stasiun pemotongan. Untuk merancang fasilitas kerja tersebut digunakan data antropometri tubuh operator di Industri Barokah Jaya, keluhan-keluhan selama bekerja dan waktu proses pemotongan krupuk. Hasil penelitian ini adalah rancangan meja dan kursi kerja pada stasiun pemotongan. Berdasarkan implementasi dihasilkan perbandingan kondisi awal dan akhir sebagai berikut kondisi sebelum perancangan, waktu baku dan output standar adalah 9,068 detik/unit dan 396 unit/jam. Setelah perancangan, waktu baku dan output standar adalah 7,377 detik/unit dan 468 unit/jam. Terjadi peningkatan produktivitas sebesar 18,18 %. Kata kunci meja kerja, kursi kerja, antropometri, ergonomis Pendahuluan Industri Barokah Jaya adalah sebuah industri yang bergerak dalam bidang industri makanan ringan khususnya krupuk rambak. Dalam proses produksinya, untuk menghasilkan produk krupuk tersebut meliputi beberapa tahapan yaitu proses pengadukan pencampuran bahan baku, perebusan, pemotongan, pengupasan dari cetakan, penjemuran, pengumpulan, pengepakan. Dari hasil observasi dan tanya jawab langsung dengan pekerja di Industri Barokah Jaya, pada stasiun kerja pemotongan menunjukkan beberapa keluhan dari para pekerja yang merasa kurang nyaman pada saat melakukan pekerjaannya. Pada stasiun pemotongan, pekerja melakukan pekerjaannya dengan kondisi kerja duduk di kursi yang terlalu kecil tanpa meja dengan posisi kerja kaki tertekuk dan badan membungkuk, membuat para pekerja pada saat proses bekerja tidak dapat duduk dengan nyaman, sehingga sering mengalami kesemutan, pegal-pegal, dan cepat merasa lelah gambar 1. Hal ini mengakibatkan jumlah output yang dihasilkan pada stasiun pemotongan tidak optimal yaitu rata-rata hanya 2300 unit/hari, sedangkan target produksi adalah 2600 unit/hari. Tidak adanya fasilitas kerja yang sesuai dan sikap kerja yang salah ini akan menjadi penyebab turunnya produktivitas dan terjadinya masalah-masalah pada tubuh pekerja. 1Program Studi Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan Kampus III Jalan Prof. Dr. Soepomo, SH., Janturan, Warungboto, Umbulharjo Yogyakarta 55164. Email 2 Program Studi Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan Kampus III Jalan Prof. Dr. Soepomo, SH., Janturan, Warungboto, Umbulharjo Yogyakarta 55164. Naskah diterima 1 Nopember 2011, direvisi 10 Nopember 2011, disetujui 1 Desember 2011 Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 79 Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Perancangan Meja dan Kursi Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Kerja Pemotongan Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja”. Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan mampu menghasilkan desain kursi dan meja kerja pemotongan dan dapat memperbaiki posisi kerja operator, serta mengurangi kelelahan sehingga produktivitas kerja akan tercapai dan pekerja merasa Efektif, Nyaman, Aman, Sehat dan Efisien ENASE dalam bekerja. Gambar 1. Kondisi awal operator pemotongan Landasan Teori Istilah ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun yang sebelumnya. Definisi Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu “Ergon” dan “Nomos“ hukum alam dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek – aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, managemen dan desain atau perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang ergonomi dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factor”. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai macam ahli atau professional pada bidangnya masing-masing, misalnya seperti ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk ergonomi, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik ergonomi. Aspek-aspek Pendekatan Ergonomi Berkaitan dengan perancangan stasiun kerja dalam industri, ada beberapa aspek pendekatan ergonomis yang harus dipertimbangkan, antara lain 1. Sikap dan Posisi Kerja. 2. Kondisi Lingkungan Kerja. 3. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja. Perancangan Produk Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk, kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk. Keberadaan produk di dunia ditempuh melalui suatu tahap-tahap siklus kehidupan, yaitu 1. Ditemukan kebutuhan produk Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 80 2. Perancangan dan pengembangan produk 3. Pembutan dan pendistribusian produk 4. Pemanfaatan produk pengoperasian dan perawatan produk 5. Pemusnahan. Perancangan produk adalah sebuah proses yang berawal pada ditemukannya kebutuhan manusia akan suatu produk sampai diselesaikannya gambar dan dokumen hasil rancangan yang dipakai sebagai dasar pembuatan produk. Hasil rancangan yang dibuat menjadi produk akan menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Proses perancangan sangat mempengaruhi produk sedikitnya dalam tiga hal yang sangat penting, yaitu 1. Biaya pembuatan produk 2. Kualitas produk 3. Waktu penyelesaian produk Konsep Perancangan atau Desain Desain dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas luas dari inovasi desain dan teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan melalui transaksi jual-beli dan fungsional. Untuk menilai suatu hasil akhir dari produk sebagai kategori nilai desain yang baik biasanya ada tiga unsur yang mendasari, yaitu fungsional, estetika, dan ekonomi. Desain yang baik berarti mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi pada hasil yang dicapai, dilaksanakan dan dikerjakan seoptimal mungkin. Ergonomi merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai desain yang qualified, certified, dan customer need. Ilmu ini akan menjadi suatu keterkaitan yang simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan, proses desain, dan desain final periksa gambar 2. Skema Design Management. Antropometri dan Aplikasi dalam Perancangan Fasilitas Kerja Istilah antropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomi, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan, dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. Gambar 2. Skema Design Management Gambar 3. Ukuran Antropometri dalam Rancangan Sumber Sritomo Wignjosoebroto, 2008 Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 81 Adapun ukuran yang akan digunakan dalam perancangan dapat dilihat pada gambar 3. Antropometri dengan karateristik fisik tubuh manusia, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-rata dan standar deviasi dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai yang menayatakan sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya 95% populasi berada dengan atau lebih rendah dari 95 persentil, 5% populasi berada sama dengan atau lebih 5 persentil. Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri dapat dijelaskan dalam tabel 1. Definisi Produktivitas Produktivitas sering diidentifikasikan dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran output dan masukan input. Beberapa faktor yang menjadi masukan atau input dalam menentukan tingkat produktivitas adalah 1. Tingkat pengetahuan Degree of Knowledge 2. Kemampuan teknis Technical Skill Tabel 1. Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil PersentilPerhitungan1-stX − 2,325χ2,5-thX −1,96χ5-thX −1,64χ10-thX −1,28χ50-thX90-thX +1,28χ97-thX +1,96χ99-thX + 2,325χDistribusi Normal dengan Data Antropometri 95-th Persentil Sumber Stevenson,1989; Nurmianto, 1991Sumber Sritomo Wignjosoebroto, 2000 Metodologi kerja dan pengaturan organisasi Managerial skill Motivasi kerja Berdasarkan hal tersebut diatas maka produktivitas secara umum dapat diformulasikan sebagai berikut Produktivitas = outputinputmeasurable + inputinvisible 1 Untuk mengukur produktivitas kerja dari tenaga kerja manusia, operator mesin, dapat diformulasikan sebagai berikut ProduktivitasTenaga kerja= output 2 – output 1∑output 1x 100% 2 Metodologi Penelitian Objek penelitian adalah fasilitas kerja pada stasiun pemotongan di Industri Krupuk Barokah Jaya. Adapun yang menjadi alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 82 1. Alat tulis. 2. Stopwacth. 3. Meteran/ penggaris 4. Kamera foto. 5. Papan Pengamatan. Gambar 5. Flowchart Penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan Data Antropometri Rancangan Meja dan Kursi Kerja Pemotongan Gambar fasilitas kerja dan posisi kerja pada aktivitas pemotongan di Industri Barokah Jaya setelah perancangan ulang dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Posisi kerja operator setelah perancangan Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 83 Waktu Baku dan Output Standar Dalam menentukan besarnya produktivitas untuk kondisi sebelum dan sesudah perancangan dapat diketahui dengan output yang dihasilkan dan waktu kerja yang digunakan oleh operator. Adapun waktu baku dan output standar pada aktivitas pemotongan Industri Barokah Jaya sebelum dan setelah perancangan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data Waktu Baku dan Output Standar Produktivitas Dari hasil pengolahan data, sebelum dan sesudah dilakukan perancangan diperoleh data peningkatan produktivitas dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Data Peningkatan Produktivitas No Waktu Proses Penurunan waktu baku Peningkatan Produktivitas detik/unit % unit/jam % 1 Pemotongan krupuk 1,4082 16 72 18,18 Pendapatan yang Dihasilkan sebelum dan sesudah Perancangan Sebelum Perancangan Dengan diketahuinya output standar yang dihasilkan pada kondisi sebelum perancangan, maka kita dapat menganalisis berapa pendapatan yang akan diperoleh dari output standar tersebut. Dengan output standar sebesar 396 unit/jam dimana pekerjaan tersebut dilakukan dalam 6 jam kerja efektif, sehingga dalam satu hari dihasilkan 2376 unit/hari. Sedangkan isi satu pak krupuk adalah 100 buah krupuk, sehingga dalam satu hari dihasilkan 23,76 pak/hari. Dan kemudian untuk harga 1 pak krupuk adalah maka pendapatan yang diperoleh sebesar Rp perhari. b. Setelah Perancangan Dengan diketahuinya output standar yang dihasilkan pada kondisi setelah perancangan, maka kita dapat menganalisis berapa pendapatan yang akan diperoleh dari output standar tersebut. Dengan output standar sebesar 468 unit/jam dimana pekerjaan tersebut dilakukan dalam 6 jam kerja efektif, sehingga dalam satu hari dihasilkan 2808 unit/hari. Sedangkan isi satu pak krupuk adalah 100 buah krupuk, sehingga dalam satu hari dihasilkan 28,08 pak/hari. Dan kemudian untuk harga 1 pak krupuk adalah maka pendapatan yang diperoleh sebesar Rp perhari. Dari hasil tersebut maka terjadi peningkatan pendapatan dari sebelum perancangan Rp Dan setelah perancangan Rp Terjadi peningkatan sebesar Rp Hasil perhitungan waktu pemotongan, produktivitas dan pendapatan perhari seperti pada tabel 4. Tabel 4. Perbandingan keseluruhan kondisi sebelum dan setelah perancangan No Keterangan Waktu baku detik/unit Output Standar unit/jam 1. Proses pemotongan sebelum perancangan 9,0848 396 2. Proses pemotongan setelah perancangan 7,6766 468 Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 84 Perbandingan Kondisi Sebelum Perancangan Kondisi Setelah Perancangan Waktu Baku 9,0848 detik/unit 7,6766 detik/unit Output Standar 396 unit/jam 468 unit/jam Peningkatan Pendapatan Rp. Peningkatan Produktivitas 18,18 % Efisiensi Waktu % Analisis Biaya Rincian biaya dalam pembuatan meja dan kursi digunakan untuk mengetahui berapa total biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan meja dan kursi. Adapun perhitungannya biaya bahan baku, bahan penolong dan tenaga kerja pembuatan meja dan kursi adalah sebagai berikut Bahan Baku Kayu Jati Kampung 5 batang Rp. = Rp Kayu Jati Kampung 1½ lmbar Rp. = Rp Busa ½ m2 Rp. = Rp Jok kursi ½ m2 Rp. = Rp Keranjang Loyang Rp. = Rp. Jumlah biaya Bahan Baku = Bahan finishing Dempul ½ kg Rp. = Rp Sanding IMPRA ½ kg Rp. = Rp Amplas 2 lembar Rp. = Rp Lem kuning Fox ¼ kg = Rp Jumlah biaya Bahan finishing = Rp Tenaga Kerja Tenaga kayu = Rp Tenaga finishing = Jumlah biaya tenaga kerja = Total Biaya pembuatan Meja dan Kursi Bahan Baku = Bahan finishing = Rp Tenaga Kerja = Jumlah biaya Pembuatan Meja dan Kursi = Jadi jumlah biaya untuk pembuatan 1 pasang meja dan kursi adalah sebesar Rp. Uji Kelayakan Perancangan Dengan melihat data kuisioner terdahulu, maka kita lakukan lagi uji kelayakan perancangan dengan menggunakan kuisioner. Apakah keluhan-keluhan pekerja pada kuisioner terdahulu dapat berkurang atau semakin bertambah. Kuisioner diberikan pada 3 orang responden yang sama dengan kuisioner awal sebelum perancangan. Pada tabel 5 berikut dapat kita lihat hasil dari kuisioner tersebut Tabel 5. Perbandingan Hasil Kuisioner sebelum dan setelah Perancangan Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 85 NoBagian Tubuh Sesudah Perancangan Sebelum Perancangan Jumlah RespondenNyamanTidak NyamanNyamanTidak Nyaman1 Punggung3 0 0 3 3 2 Pinggang 3 0 0 3 3 3 Pantat 3 0 0 3 3 4 Paha 3 0 0 3 3 5 Lengan 3 0 1 2 3 6 Lutut 3 0 0 3 3 7 Betis 3 0 0 3 3 Hasil Perancangan Meja dan Kursi Kerja Pemotongan Ukuran meja dan kursi kerja dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Ukuran Meja dan kursi kerja No. Bagian Kursi dan Meja Ukuran cm 1. Tinggi Kursi 43,74 2. Panjang Alas Tempat Duduk 41,43 3. Lebar Alas Tempat Duduk 37,03 4. Tinggi Sandaran Kursi 56,9 5. Tinggi Meja Kerja 76,2 6. Panjang Meja 70 7. Lebar Meja54,49 8. Tinggi Tempat Loyang 10 9. Panjang Tempat Loyang 35 10. Lebar Tempat Loyang 30 11. Panjang alat transportasi kerja 100 12. Lebar alat transportasi kerja 30 Kesimpulan 1. Dengan penerapan antropometri ukuran tubuh manusia dalam merancang fasilitas meja dan kursi pada stasiun kerja pemotongan ternyata dapat berpengaruh dalam merubah posisi serta kenyamanan kerja operator yang semula dengan kondisi kerja duduk di kursi yang terlalu kecil dingklik tanpa meja dengan posisi kerja kaki tertekuk dan badan membungkuk menjadi duduk pada kursi sesuai ukuran tinggi popliteal operator. Pada proses pengujian kelayakan perancangan fasilitas meja dan kursi kerja, diperoleh hasil kuisioner dari 3 operator , yang merasakan kenyamanan pada bagian punggung sebanyak 3 responden, pada bagian pinggang 3 responden, pada bagian pantat 3 responden, pada bagian paha 3 responden, pada bagian lengan 3 responden, pada bagian lutut 3 responden, pada bagian betis 3 responden. 2. Perancangan meja dan kursi fasilitas kerja dapat berpengaruh terhadap waktu baku dan output standar untuk penyelesaian pemotongan. Kondisi awal sebelum perancangan waktu bakunya sebesar 9,0848 detik/unit dan output standarnya sebesar 396 unit/jam. Sedangkan waktu baku pada kondisi setelah perancangan sebesar 7,6766 detik/unit dan output standarnya sebesar 468 unit/jam. Hal tersebut berarti terjadi peningkatan output sebanyak 72 unit/jam dan produktivitas sebesar 18,18 %. Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 86 Gambar 7. Desain Meja dan Kursi Kerja Daftar Pustaka Madyana. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Universitas Atma Jaya. Jogyakarta. Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Guna Widya. Jakarta. Kristanto/Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis …/ JITI, 102, Des 2011, pp. 78-87 87 Santoso S. 2003. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakarmajaya. 1979. Teknik Tatacara Kerja. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Bandung. Wingjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisa untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya. Edisi Kedua. Jakarta. ... Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana BPPKB kabupaten Sukabumi merupakan salah satu Dinas yang dimiliki oleh pemerintahan kabupaten Sukabumi dan salah satu bidangnya bergerak dalam pendistribusian Alokon/fasilitas kesehatan [5]. Dalam pengolahan data dan persediaan barang belum terkomputerisasi dan belum adanya ketersediaan aplikasi yang menunjang untuk mempermudah pada proses pendistribusian barang alokon [6]. ...... Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan error dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan [15]. 5. Pendukung support atau pemeliharaan maintenance ...Wawang Adi DarmaSofi NurtaliaDinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana BPPKB kabupaten Sukabumi merupakan salah satu Dinas yang dimiliki oleh pemerintahan kabupaten Sukabumi dan salah satu bidangnya bergerak dalam pendistribusian Alokon/fasilitas kesehatan, Alokon/fasilitas kesehatan. Dalam pengolahan data dan persediaan barang belum terkomputerisasi dan belum adanya ketersediaan aplikasi yang menunjang untuk mempermudah pada proses pendistribusian barang alokon. BPPKB merupakan salah satu dinas yang tentu telah memakai sistem berupa perangkat komputer dalam menjalankan aktifitas kerja. Sistem ini menekankan sekumpulan elemen yang terdapat dalam suatu organisasi, perusahaan, aspek, dan sudut pandang yang berbeda sesuai dengan keterangan fungsi dalam hal-hal yang berkaitan dengan sistem yang memiliki ciri dan karakteristik tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan data yang terkomputerisasi dapat diproses dengan mudah menggunakan Java Desktop dan MYSQL.... Product design is a process that begins with the discovery of the human need for a product to the completion of the drawings and design documents used as the basis for the manufacture of the product. The results of the design that are made into products will produce products that can meet human needs Kristanto, 2011. The tools are designed with attention to the anthropometry of the workers. ...The guitar industry is in Mancasan, Sukoharjo regency is a smallmedium enterprises which carried out finishing process to produceacoustic guitars. All of the process are done manually without anymachine. There is one process called fret wire installation where theoperator is in a static work posture for an extended period of time tohold the work piece. Nordic Body Map NBM assessment showedthat almost all assessed workers have pain in hip and right upperarm. There is indication of Musculoskeletal Disorders MSDS risk inleft upper arm, back, and waist of workers who conduct fret wiresinstallation process. This indication is confirmed using REBA. REBAScore for fret wiring operator is 10, it indicates that the investigationand modification was needed as soon as possible. This arises to aproblem called workers MSDS due to awkward posture. Thisresearch aims to design an ergonomic working table to reduce therisk of musculoskeletal disorder for fret wire installation was used to evaluate working posture to find the specificproblem. In addition, NIDA product development process andanthropometry concept were also implemented to develop workingtable based on the problem previously found. The result is theproposed working table which specifications are has adjustablesystem on the leg of the table, features a lock to hold the guitarhead, a support with a pad for the neck and body of the guitar, awork tool area and a half-coil fret wire arrangement, and a curvedtable base so that the operator is in a comfortable position and isclose to the work piece.... Penelitian Achiraeniwati & Rejeki, 2010 membuktikan dengan pemakaian fasilitas hasil rancangan perbaikan dengan metode antropometri dan RULA dapat menjamin tingkat kenyamanan, keselamatan dan kesehatan kerja dalam waktu yang lama. Penelitian Kristanto & Saputra, 2011 membuktikan dengan penerapan antropometri ukuran tubuh manusia dalam merancang fasilitas meja ternyata dapat berpengaruh dalam merubah posisi serta kenyamanan kerja operator. Selain itu, Perancangan meja dan kursi fasilitas kerja dapat berpengaruh terhadap waktu baku dan output standar untuk penyelesaian pemotongan. ...UMKM produsen sepatu dan sandal pada sentra Cibaduyut, diketahui memiliki resiko yang cukup tinggi yaitu pada proses pemasangan sole dikarenakan proses pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Proses pemasangan sole di Home Industri ini masih menggunakan fasilitas kerja yang seadanya. Selain itu pemasangan sole ini sering dilakukan bukan di meja tetapi di paha pekerja, hal ini sangat membahayakan pekerja karena memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi, sehingga para pekerja menjadi tidak nyaman pada saat bekerja. Adapun tujuan penelitian ini, merancang alat bantu kerja berupa meja kerja pada stasiun pemasangan sole of shoe dengan material selection agar posisi tubuh pekerja menjadi lebih aman, nyaman dan sehat sehingga mengurangi adanya resiko kecelakaan kerja akibat posisi kerja yang kurang baik dan akan meningkatkan produktivitas kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan metode antropometri untuk mengukur tingkat resiko bahaya dari postur tubuh pekerja yaitu dengan menggunakan metode RULA Rapid Upper Limb Assessment. Perhitungan ini, hanya dilakukan di stasiun sole. Selanjutnya, dengan menggunakan hasil metode RULA dapat dirancang sebuah desain alat bantu kerja berupa meja kerja pemasangan sole of shoe menggunakan software catya yang sesuai berdasarkan raw material selection, serta prinsip mekanika dan UMKM dalam aktivitas bisnis sekarang mulai menyadari pentingnya peran produksi yang mengutamakan unsur humanis melalui praktek Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 sesuai dengan rekomendasi International labour organization ILO. Sejalan dengan hal tersebut praktek perilaku K3 melalui penggunaan alat kerja yang ergonomis untuk meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas sangat perlu diketahui oleh pelaku UMKM. Kegiatan PKM ini berupaya memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM kerupuk ikan desa Srowo kecamatan Sidayu berupa pelatihan desain ergonomi terhadap fasilitas produksi. Metode yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan serta monitoring evaluation agar proses pelaksanaan program PKM ini dapat berjalan sesuai rencana, memperoleh hasil sesuai harapan dan tuntas dilaksanakan. Hasil pelatihan desain ergonomi menunjukan bahwa peserta menjadi lebih mengetahui pentingnya perilaku ergonomic untuk kesehatan kerja. Selain itu, peserta juga lebih mengetahui bagaimana cara menyesuaikan alat kerja agar sesuai dengan kondisi tubuh merekaSukirman SyahABSTRAK Pegadaian merupakan tempat penyimpanan barang sebagai jaminan atas konsumen meminjam uang. Pegadaian ini bergerak di bidang persero pegadaian didirikan untuk membantu masyarakat memberikan modal usaha ataupun kebutuhan lainya, perusahaan ini telah memfokuskan dalam bidang usaha pegadaian atau penyimpanan barang. Dalam sebuah pekerjaan tentu kita mengenal yang disebut gaji, pegawai mendapat gaji setiap bulanya. Pegadaian di kota sukabumi adalah sebuah kantor atau intansi yang mempunyai banyak pegawai. Disana masalah memberian gaji masih menggunakan sistem informasi berbasis komputer tapi belum menggunakan DBMS yang bisa mempercepat kerja terutama bagian keuangan karena berhubungan dengan pemberian gaji pegawai sangat memakan waktu dan tenaga. Dalam hal ini mencoba memberikan solusi untuk mempermudah dalam pekerjaan terutama bagian administrasi/keuangan. untuk itu saya mencoba memberikan sebuah program yang bisa menyimpan banyak data yaitu dengan menggunakan sistem informasi database Visual Basic Anwar UlumDS Drajad WibowoSutarya SutaryaThe spread of the Covid-19 virus has now spread throughout the world and has affected various fields, one of which is experiencing this influence, namely the field of work where many companies reduce the number of employees and changes in office work systems, such as companies doing remote work systems where workers do office work. from their homes without having to always come to the office. One of the jobs that use the system is a copywriter. In dealing with this, the author took the initiative to design a desk to support this and give the impression that the office stays focused on doing work and can increase productivity at work, with a design that remains comfortable when used and still pays attention to ergonomic values. Using qualitative research techniques with data expressed in the form of words, sentences and pictures, Sugiyono, 2006; Pratiwi, 2017 designing a minimalist home office desk form that uses a modern style and additional features as support. A product needs to be adapted to the user and the place where the product is placed. This desk product with a minimalist home office desk concept is intended for students, students, and workers. Apart from being a supporter of this desk activity, it can be used as a complement in interior design. Merry SiskaYenita MorenaFerdi FernandoAbstrak-Posisi kerja yang membungkuk dan menumpuknya beban tubuh di kaki pada saat proses membuang hati dan mengupas kulit nanas tidak sesuai dengan kaidah ergonomi. Hal ini dapat mempercepat rasa kelelahan yang dialami pekerja dan bisa mengakibatkan cedera. Penerapan alat pembuang hati dan pengupas kulit nanas yang dirancang berdasarkan data antropometri pekerja di UD Berkat Bersama, lebih ergonomis dari kondisi awal. Alat yang baru dapat mengurangi konsumsi energi pada proses pembuangan hati nanas sebesar 14,5% dan 3,8% untuk proses pengupasan kulit nanas. Waktu baku yang dihasilkan setelah perancangan sebesar 21,6 detik/proses dimana setiap prosesnya alat mampu membuang hati dan mengupas kulit dua nanas secara bersamaan, sehingga mengurangi sebesar 62,5% dari waktu sebelum perancangan. Kata kunci Ergonomi, Konsumsi Energi, Waktu Kerja. Abstract-Working in bent position and stacked body weight on legs when throwing the peel pineapple hearts and not in accordance with the rules of ergonomics. It can speed up the sense of fatigue experienced by workers and could lead to injury. Application of tools and skinner thrower pineapple hearts designed based on anthropometric data of workers in UD Berkat Bersama, more ergonomic than the initial conditions. The new tool can reduce energy consumption in the process of disposal of pineapple hearts of and for the process of stripping the skin of pineapple. The resulting standard time of seconds after the design / process where each process tool able to dispose the hearts and pineapple peel two simultaneously, thereby reducing the of the time before WidodoIsmail FerdiansyahAdi PrasetyoThe table is a furniture that has a basic surface and legs as a buffer that varies in shape and function. The design of this product is intentionally dedicated to the needs of a table that has a large capacity to store food, drinks, and even other tools. But the dimensions of the OS Table is currently felt not to provide comfort to its users. Therefore, the idea arose to redesign the multifunctional table design OS Table to create comfort for its users. This research was conducted using the Anthropometry method. Based on the results of data processing that has been done by collecting anthropometric data, namely Popliteal Height Tpo, Elbow Length to Hands Pst, Sitting Elbow Height Tsd, Coverage of Hands Forward Jtd and Length of Hand Range Prt, then it can be concluded the results of the OS Table redesign by using the 5th percentile for the smallest and the 95th percentile for the largest resulting in the dimensions of the maximum length of the table is 150 cm and the minimum length of the table is 118 cm, the width of the table is 69 cm while the height of the table is 69 cm. This multifunctional table OS Table has been redesigned to achieve an ergonomic dimension, thus providing comfort for the Tables , OS Table, Anthropometry, Ergonomics, Product Design Irma Nur AfiahSchool is one of the places to study. Therefore, it requires facilities to support the sustainability of the process of teaching and learning to teach such as study desks and study chairs. However, when the activity of writing is performed using study desks and chairs, students tend to lean to the front, slouch and dangle their feet. Evaluation of the products ergonomically has to be adjusted with the usage in order that they are not going to cause various negative impacts for students that will take place in both the short term and the long one. As a consequence, this study is important to carry out to minimize the mismatch of study desks and chairs with students and to obtain the redesigned results of study desks and study chairs ergonomically. The anthropometric approach was used for the dimensions of the human body in the design of study desks and chairs. In addition, the biomechanical approach was utilized to evaluate good sitting position for students. The evaluation was observed from the calculation of compression pressure, which is the load that occurs in the neck and lumbar. The results of the design of the proposed study desks and chairs are more ergonomic and can accommodate anthropometric users; hence, parts of the study desks and chair can minimize the complaints perceived by students. Through the biomechanical approach, the results obtained the angle surface of the table of 200, the slope of the seat rest of 100º and the seat slope of 50ºErgonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisa untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya. Edisi KeduaSritomo WingjosoebrotoWingjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisa untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya. Edisi Kedua. 5. Flowchart PenelitianPapan PengamatanPapan Pengamatan. Gambar 5. Flowchart PenelitianAnalisis Perancangan Kerja dan ErgonomiA M Madyana. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Universitas Atma Jaya. Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Guna WidyaEko NurmiantoNurmianto, Eko. 1996. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Guna Widya. Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo Kelompok GramediaS SantosoSantoso S. 2003. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Tatacara Kerja. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi BandungAnggawisastra SutalaksanaSutalaksana, Anggawisastra, Tjakarmajaya. 1979. Teknik Tatacara Kerja. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Untukmewujudkan finishing antik tersebut diperlukan proses panjang Permasalahanya : bagaiamana proses finishing white wash yang diterapkan pada produk furnituer kayu agar menimbulkan kesan antik. 2 f C. Kajian teori 1. Bahan Finishing Kayu Dimuka telah disebutkan bahwa bahan yang mahal tidak menjamin kualitas finishing menjadi baik.
Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan proses pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi. Kita bisa melihat bagaimana kayu diubah menjadi meja dan kursi, kertas menjadi bubur kertas, dan bahan mentah lainnya diolah menjadi produk jadi. Proses Pengolahan Kayu Menjadi Meja dan Kursi Apa itu? Mengapa? Dimana? Kelebihan Kekurangan Cara Contoh Proses Pengolahan Bubur Kertas Apa itu? Mengapa? Dimana? Kelebihan Kekurangan Cara Contoh Proses Mengubah Bahan Mentah Menjadi Barang Jadi Apa itu? Mengapa? Dimana? Kelebihan Kekurangan Cara Contoh Jenis Usaha yang Mengelola Bahan Mentah Menjadi Barang Jadi Adalah Apa itu? Mengapa? Dimana? Kelebihan Kekurangan Cara Proses Pengolahan Kayu Menjadi Meja dan Kursi Kayu adalah salah satu bahan mentah yang banyak digunakan untuk membuat perabotan seperti meja dan kursi. Proses pengolahan kayu ini terdiri dari beberapa tahap, di antaranya Apa itu? Proses pengolahan kayu adalah sebuah proses untuk mengubah kayu mentah menjadi produk jadi, seperti meja dan kursi. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengupasan kulit kayu hingga pemberian finishing pada produk jadi. Mengapa? Kayu adalah bahan yang sangat populer dalam industri pembuatan perabotan. Hal ini dikarenakan kayu memiliki keunggulan, seperti daya tahan yang tinggi dan tampilan yang estetik. Namun, kayu mentah tidak dapat digunakan langsung sebagai perabotan, karena masih perlu diolah agar menjadi bentuk dan ukuran yang diinginkan. Dimana? Proses pengolahan kayu dilakukan di pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel kayu yang telah dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk membantu proses pengolahan kayu. Pabrik-pabrik kayu ini biasanya berada di luar kota, karena memerlukan lahan yang cukup besar untuk menampung mesin-mesin pengolahan kayu. Kelebihan Kayu merupakan sebuah bahan yang bertahan lama dan tahan lama. Selain itu, kayu juga memiliki tekstur dan pola yang unik, sehingga membuat perabotan yang terbuat dari kayu terlihat lebih estetis dan berkarakter. Kayu juga dapat diolah dengan berbagai macam metode, sehingga dapat diproduksi dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Kekurangan Salah satu kekurangan kayu sebagai bahan adalah fakta bahwa kayu dapat dimakan oleh serangga dan dapat membusuk dalam kondisi lingkungan tertentu. Jika tidak diperlakukan dengan benar dan diawetkan dengan bahan kimia, perabotan kayu dapat mengalami kerusakan dan tidak bertahan lama. Cara Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam proses pengolahan kayu menjadi meja dan kursi Pengupasan kulit kayu untuk memperoleh kayu mentah yang lebih bersih dan halus; Pemotongan kayu mentah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai dengan bentuk yang diinginkan; Pengasaman kayu untuk menghilangkan gugus lignin yang tidak berguna dan menghalangi serat kayu untuk menyatu; Pengeringan kayu mentah untuk mengurangi kadar air di dalam kayu dan menghindari terjadinya kerusakan pada kayu; Pengamplasan, yaitu proses penghalusan permukaan kayu yang sudah dikeringkan menggunakan amplas; Pemolesan, yaitu proses pemberian finishing pada produk jadi. Contoh Gambar di atas menunjukkan salah satu contoh proses pengolahan kayu menjadi meja dan kursi. Di sana terlihat bagaimana kayu diolah menjadi meja dan kursi dengan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya. Proses Pengolahan Bubur Kertas Selain kayu, bahan mentah lain yang digunakan dalam industri pengolahan adalah kertas. Bubur kertas menjadi bahan dasar untuk membuat berbagai produk dari kertas, seperti buku, majalah, atau kertas tisu. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses pengolahan bubur kertas. Apa itu? Proses pengolahan bubur kertas adalah proses untuk mengubah bahan mentah kertas menjadi produk jadi. Proses ini melibatkan beberapa tahap, mulai dari pengumpulan sampah kertas hingga proses pemutihan dan pengeringan kertas. Mengapa? Seperti yang telah diketahui, kertas adalah bahan yang sangat populer digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari, seperti menulis, membaca, atau makan. Maka dari itu, proses pengolahan kertas menjadi produk jadi sangat penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dimana? Proses ini dilakukan di pabrik-pabrik kertas yang telah dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk membantu proses pengolahan kertas menjadi bubur kertas dan produk jadi lainnya. Pabrik-pabrik kertas ini biasanya berada di pinggiran kota karena memerlukan lahan yang cukup besar dan jauh dari pusat kota karena masalah polusi. Kelebihan Kertas adalah bahan yang fleksibel dan mudah dibentuk. Selain itu, kertas juga dapat diwarnai sesuai dengan keinginan, sehingga sering digunakan untuk keperluan desain atau seni. Kertas juga mudah didaur ulang, sehingga dapat mengurangi jumlah sampah kertas yang sangat banyak. Kekurangan Salah satu kekurangan kertas adalah bahwa kertas tidak tahan lama dan rentan terhadap kelembapan. Jika tidak disimpan dengan baik atau terkena air, kertas mudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Cara Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam proses pengolahan bubur kertas Pengumpulan sampah kertas untuk digunakan sebagai bahan mentah; Penggilingan sampah kertas untuk membuat bubur kertas; Proses pemutihan untuk menghilangkan kandungan kotoran pada bubur kertas; Pengeringan dan penggilingan bubur kertas untuk menghasilkan kertas yang lebih padat; Pemotongan kertas sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan; Pembuatan finishing pada produk jadi. Contoh Gambar di atas menunjukkan proses pengolahan bahan mentah kertas menjadi bubur kertas. Di sana terlihat tahap-tahap yang telah dijelaskan sebelumnya, seperti penghancuran bahan mentah, proses pemutihan, dan pengeringan. Proses Mengubah Bahan Mentah Menjadi Barang Jadi Proses pengolahan bahan mentah tidak hanya terbatas pada kayu dan kertas. Ada banyak bahan mentah lainnya yang diolah menjadi produk jadi, seperti logam, kain, atau plastik. Proses pengolahan bahan mentah ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, tergantung pada jenis bahan mentah yang digunakan. Apa itu? Proses pengolahan bahan mentah adalah proses untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Proses ini melibatkan beberapa tahap, mulai dari pemrosesan awal hingga aplikasi finishing pada produk jadi. Mengapa? Dalam industri produksi, pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi sangat penting untuk menyelesaikan produk berkualitas tinggi dan dapat digunakan oleh konsumen. Itu juga memastikan penghematan biaya dan sumber daya dalam produksi. Dimana? Proses pengolahan bahan mentah dilakukan di berbagai tempat, tergantung pada jenis bahan mentah yang digunakan. Pabrik-pabrik dan bengkel-bengkel adalah tempat yang umum untuk melakukan pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi. Pabrik-pabrik ini terletak di luar kota karena kebutuhan lahan yang besar dan sumber daya. Kelebihan Pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi memungkinkan untuk membuat produk yang berkualitas dengan biaya dan waktu yang terjangkau. Selain itu, pengolahan bahan mentah ini juga membantu dalam pengurangan limbah dan penghematan sumber daya alam. Kekurangan Proses pengolahan bahan mentah dapat menyebabkan polusi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, pengolahan bahan mentah juga memerlukan energi dan tenaga kerja yang dapat menyebabkan dampak pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja. Cara Tahapan-tahapan dalam proses pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi dapat berbeda-beda tergantung pada jenis bahan mentah yang digunakan. Namun, berikut adalah tahapan-tahapan umum yang biasa dilakukan dalam pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi Pemrosesan awal bahan mentah untuk menghilangkan kandungan yang tidak diinginkan; Proses pembuatan produk dasar dari bahan mentah, seperti papan kayu atau benang kain; Proses perakitan atau penggabungan produk dasar menjadi produk jadi; Proses finishing untuk memberikan tampilan dan perlindungan tambahan pada produk jadi. Contoh Gambar di atas menunjukkan proses pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi. Di sana terlihat bagaimana bahan mentah diolah menjadi produk jadi melalui beberapa tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya. Jenis Usaha yang Mengelola Bahan Mentah Menjadi Barang Jadi Adalah Industri pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi memberikan kontribusi yang besar dalam perekonomian suatu negara. Banyak jenis usaha yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi, antara lain Apa itu? Jenis usaha yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi adalah usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi. Usaha ini melibatkan beberapa tahap, mulai dari pencarian bahan mentah hingga pengiriman produk jadi ke konsumen. Mengapa? Usaha pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi memberikan kontribusi yang positif pada perekonomian suatu negara, sebab dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Usaha ini juga memungkinkan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen. Dimana? Usaha pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi biasanya dilakukan di pabrik atau bengkel yang telah dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk membantu proses pengolahan. Pabrik-pabrik dan bengkel-bengkel biasanya berada di luar kota karena membutuhkan lahan besar dan jauh dari pusat kota karena masalah polusi dan polusi udara. Kelebihan Pengelolaan bahan mentah menjadi barang jadi memberikan banyak keuntungan, mulai dari terciptanya lapangan kerja, kontribusi ekonomi, hingga penghematan sumber daya alam dan limbah. Selain itu, usaha ini juga dapat memberikan produk berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen. Kekurangan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengolahan bahan mentah juga dapat menyebabkan polusi dan dampak pada kesehatan pekerja. Selain itu, usaha ini juga memerlukan biaya yang besar untuk modal dan operasional, sehingga membutuhkan manajemen yang baik agar usaha tetap berjalan. Cara Untuk memulai usaha pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan, di antaranya Penentuan jenis bahan mentah dan usaha yang akan dijalankan; Pencarian dan pemilihan lokasi yang tepat untuk memulai usaha; Membangun pabrik atau bengkel yang dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk memproses bahan mentah; Rekrutmen karyawan yang memiliki keterampilan dan pengalaman dalam pengolahan bahan mentah; Memulai produksi
Namunveneer merupakan lembaran tipis dengan lebar yang luas. Veneer berbeda dengan pelapis lainnya yang juga biasa digunakan pada finishing tempel (finishing dengan menempelkan lembaran khusus). Misalnya saja HPL atau High Pressure Laminate. Bila HPL adalah material sintetis yang tak bisa dicat atau diamplas, veneer masih memiliki karakterFurniture yang terbuat dari bahan kayu adalah furniture yang banyak dicari dan juga digunakan. Kayu sendiri adalah material yang dipilih karena harga bervariasi, kaya akan jenis sesuai dengan kebutuhan furniture dan terakhir mudah ditemukan dimana saja. Setiap daerah pasti terdapat penyedia bahan baku kayu untuk furniture. Kini giliran Anda untuk memilih jenis kayu untuk furniture. Apabila Anda adalah pemula di bidang DIY woodworking maka memilih jenis kayu yang ringan adalah keputusan yang bijaksana. Ada dua jenis kayu sesuai dengan bobotnya. Yakni kayu solid yang berat dan juga kayu solid yang ringan. Baca Juga jenis kayu yang kuat dari kalimantan Apa yang Dimaksud dengan Kayu Ringan? Kayu solid yang berat adalah kayu yang sangat keras dan kekuatannya terjamin. Kebanyakan dari kayu solid yang berat ini adalah kayu dengan harga mahal. Bagi pemula akan sulit untuk mengolahnya karena untuk memutong saja cukup berat. Maka sebaiknya pilih jenis kayu yang bagus dan ringan. Jenis kayu yang termasuk kelas berat ini adalah kayu jati, kayu sonokeling, merbau, dll. Baca Juga cara mengeluarkan serat kayu paling bagus Kayu jenis memiliki berat ringan termasuk kayu lunak, mereka mudah diangkat karena ringan dan mudah untuk dipotong. Pengolahan yang sangat mudah tidak akan menumpulkan mata pisau pemotong kayu dengan cepat. Ada banyak jenis ringan yang bisa ditemukan di Indonesia, rata-rata mereka mudah tumbuh. Dibandingkan dengan kayu solid yang berat kayu lunak memiliki masa panen yang cukup cepat. Hanya membutuhkan waktu selama 15 hingga 20 tahun saja untuk masa panennya. Masa panen yang cepat, mudah ditanamn di dataran apapun membuat jenis kayu lunak melimpah dan sangat mduah untuk didapatkan. Jika Anda ingin mendapatkan kayu lunak Anda bisa mendapatkanny dalam berbagai bentuk mulai dari saw timber hingga palet. Kekurangan dari kayu lunak atau ringan ini adalah ketahanannya. Kayu ringan adalah jenis kayu yang tidak memiliki ketahanan cukup baik khususnya untuk furniture luar ruangan. Adanya panas matahari dan juga hujan yang bergantian terus menerus membuat serat kayu mudah menyerap, menimbulkan jamur dan mempercepat proses pengeroposan. Nah khusus untuk kayu ringan ini sangat disarankan untuk hanya menggunakannya di dalam ruangan saja. Jangan terlalu dekat dengan wilayah kelembaban seperti kamar mandi karena akan mudah rusak. Namun keindahan dari kayu ringan membuatnya sering dipilih dan digunakan. Banyaknya jenis kayu ringan untuk pembuatan furniture bisa Anda pilih dengan mudah. Sebelum itu kenali dahulu apa saja jenis kayu ringan yang ada di Indonesia. Dalam artikel ini Anda akan mengetahui jenis kayu ringan apa saja yang bisa didapatkan. Macam-Macam Jenis Kayu Ringan Indonesia Indonesia terkenal dengan berbagai macam jenis kayu yang dihasilkan. Diantaranya kayu ringan adalah jenis kayu yang banyak dipilih digunakan karena harganya yang sangat murah. Selain itu tidak hanya para DIY saja yang menggunakannya namun juga beberapa usaha rumahan furniture menggunakannya sebagai bahan baku utama. Selain murah, penampilan dari kayu ringan tidak menegcewakan bahkan hanya dengan pernis atau plitur saja kayu sudah tampak indah. Apa saja jenis kayu ringan yang direkomendasikan dan digunakan? berikut ini jenis-jenisnya. Kayu jati belanda Kayu jati belanda adalah salah satu jenis kayu ringan yang merupakan bekas pengiriman peti kemas. Kayu jati belanda asalnya adalah kayu pinus yang dibuat sebagai palet dan digunakan untuk pengemasan produk ekspor. Jadi pada dasarnya kayu jati belanda adalah kayu bekas sehingga Anda akan menemukannya dalam bentuk palet saja. Kayu jati belanda memiliki warna putih dengan serat lurus sedikit bergelombang. Banyaknya mata kayu harus hati-hati ketika mengolahnya menjadi furniture. Salah dalam memotong membuat mata kayu mudah retak atau patah. Kayu jati belanda sering digunakan sebagai furniture dalam ruangan seperti coffee table dan banyak difinishing hanya menggunakan pernis untuk memperlihatkan kesan natural dan serat kayu. Karena banyaknya blue stain yang dihasilkan maka perlu bleaching kayu sebelum memulai finishing. Kayu sungkai Jika kayu jati belanda adalah kayu yang memiliki warna putih, kayu sungkai lebih ke arah cokelat namun sama-sama masuk katagori kayu lunak. Kayu sungkai adalah jenis kayu yang memiliki serat lurus dan berpori halus. Kayu sungkai juga banyak digunakan sebagai kayu pengemasan peti kemas. Kayu sungkai seringkali digunakan sebagai furniture yang berukuran lebih besar seperti lemari pakaian atau tempat tidur. Alasannya kayu ini banyak digunakan karena kekuatannya cukup baik namun ketahanannya terhadap rayap sangat buruk. Untuk mengatasi rayap perlu aplikasi obat anti rayap sebelum pengecatan dimulai. Seratnya yang lurus tidak mengharuskan Anda untuk menkgaplikasikan pernis namun bisa menggunakan warna solid yang menutup warna dan serat kayu. Kayu balsa Kayu balsa adalah salah satu jenis kayu ringan namun sangat kuat dan juga lentur. Tidak seperti jenis kayu yang lainnya yang mudah patah karena kaku, kayu balsa mudah melengkung sehingga banyak juga digunakan sebagai material kerajinan tidak hanya furniture saja. Kayu balsa sama seperti kayu jati belanda atau pinus yakni berwarna putih dan seratnya yang lurus. Kayu ini sangat murah dan banyak ditanama di area Jawa dan Sumatera sehingga stoknya cukup melimpah. Warnanya yang putih keabu-abuan membuat kayu balsa cocok difinishing dengan warna transparan. Kayu albasia Jenis kayu ringan yang keempat adalah kayu albasia. Sebagai kayu ringan kayu albasia disebut dengan nama lain yakni kayu sengon. Kualitas dari keawetan serta kekuatannya tidak jauh berbeda dengan kayu jati belanda. Kayu albasia memiliki bau yang khas yakni bau pete sehingga Anda bisa membedakannya langsung dari kayu ringan lainnya. Warna dari kayu sengon adalah cokelat muda dengan bagian gubalnya warna putih. Terdapat lingkaran tahun yang sangat terlihat pada kayu albasia. Membuatnya cocok untuk difinishing dengan warna natural transparan. Permukaannya mudah halus jadi proses pengamplasan tidak akan memakan waktu yang lama. Kayu mahoni Kayu mahoni berbeda dengan kayu ringan lainnya. Mungkin selama ini Anda mengenal kayu ringan memiliki ciri warna terang namun pada kayu mahoni itu tidak terjadi. Kayu mahoni memiliki warna kemerahan yang jelas. Jika kayu semakin tua maka warna merah juga akan semakin tua. Serat kayu mahoni cukup biasa sehingga jarang disukai, warna kemerahan dari kayu mahoni juga sering membuat kesulitan. Jika ingin mendapatkan warna merah cukup ditambahkan dengan wood stain. Namun jika ingin memunculkan warna jati perlu pemutihan kayu sebelum mengaplikasikan wood stainjati. Kayu mahoni memilki ketahanan yang cukup buruk sehingga tidak digunakan di luar ruangan. Ketahanannya terhadap rayap dan juga jamur cukup rendah. Kayu Ramin Jenis kayu ringan terakhir adalah kayu ramin. Kayu ramin juga memiliki warna yang berbeda yakni warna kekuningan yang akan memberikan keindahan seratnya yang lurus bergelombang. Kayu ramin adalah kayu ringan yang banyak digunakan sebagai furniture dapur. Ketahannya terhadap jamur dan rayap lebih baik dibandingkan lainnya. Efek warna kuning bisa didapatkan hanya dengan mengaplikasikan sanding sealer dan juga top coat. Apa Bahan Finishing yang Cocok untuk Kayu Ringan? Mudah menyerap bahan finishing karena pori kayu yang lebih besar, inilah ciri dari kayu ringan yang harus diperhatikan. Anda harus berhati-hati saat mengecat dan tahu lapisan apa saja yang perlu digunakan. Mudah menyerap bahan finishing bukan berarti cat cepat kering namun justru ada satu kelemahan yang perlu diwaspadai. Blocking atau warna yang tidak merata hingga minyak kayu naik adalah permasalahan yang sering ditemukan pada saat mengecat kayu lunak. Contoh yang paling sering adalah kayu pinus atau jati belanda. Karena warna kayunya yang sangat cerah maka minyak kayu sering naik, membuat tampilan furnitur dari kayu ini jadi jelek. Produk Cat Pernis Terbaik untuk Mengecat Kayu Lunak Minyak kayu yang naik akan terlihat sekali ketika Anda menggunakan pernis kayu. Oleh karena itu pemilihan produk yang mencegah masalah kayu ini harus tepat. Biovarnish adalah produk cat yang akan membuat finishing kayu ringan jadi lebih merata. Cat water based ini mampu memberikan lapisan coating merata, halus dan warna sangat transparan. Kunci dari penggunaan Biovarnish adalah sanding sealer sebagai cat dasar kayu. Anda bisa menggunakan sanding sealer Biovarnish sebelum mengaplikasikan clear coat atau pernis. Anda juga bisa menggunakan Biovarnish clear coat sebagai lapisan akhir sebagai pelindungnya. Biovarnish sanding sealer dan clear coat akan membentuk lapisan film yang kuat dan melindungi. Soal blocking atau minyak kayu naik pun tidak perlu dipermasalahkan karena Anda tidak akan mengalaminya. Selama proses aplikasinya benar maka hasil dijamin bagus. Trik agar Finishing Kayu Ringan Lebih Merata Apabila Anda ingin hasil yang sempurna dalam finishing kayu mahoni, sungkai atau jati belanda maka menggunakan Biovarnish adalah langkah pertama yang tepat. Setelah itu Anda harus belajar bagaimana cara mengaplikasikannya. Sebagai cat water based, Biovarnish memberikan kemudahan dalam hal aplikasi. Modal untuk mengecat adalah air sebagai bahan pelarut dan juga alat seperti amplas serta kuas. Jangan lupa untuk membersihkan kayu terlebih dahulu agar bebas dari debu, Anda bisa membersihkannya dengan kain kering. Setelah itu baru ikuti beberapa trik mengecat berikut ini. • Memberikan dua lapisan sanding sealer Trik pertama adalah cara mengaplikasikan sanding sealer Biovarnish sebanyak dua kali. Bentuk dari sanding sealer lebih cair dibandingkan wood filler, oleh karena mengaplikasikannya dua kali adalah langkah tepat. Kuncinya adalah buat setiap lapisan tipis saja. Anda harus bisa mengaplikasikannya dalam satu sapuan panjang. Kemudian setelah kering lakukan pengamplasan secara ringan saja menggunakan amplas 400. Tujuannya hanya membuat lapisan pertama memiliki daya ikat pada coating di atasnya. • Jangan lupa mengecat bagian end grain Siku dari kayu atau yang disebut juga end grain adalah bagian yang sering terlupakan untuk dilapisi coating. Padahal ukuran pori pada bagian ini justru lebih besar dan penting sekali untuk dicat. Selesai mengecat permukaan datar pada kayu Anda bisa mengakhirinya dengan bagian end grain. Cara mengaplikasikannya juga sama dengan permukaan lainnya. • Berikan juga di atas wood stain Apabila Anda ingin mendapatkan warna lain dari kayu aslinya, maka penggunaan stain bisa membantu. Biovarnish liquid stain bisa jadi trik mengubah warna kayu ringan. Namun agar warnanya merata dan awet, Anda bisa menggunakan sanding sealer di atas stain. Langkah ini juga akan mempermudah clear coat menempel dengan lebih baik. Warna minyak kayu pada kayu ringan juga tidak akan naik. Menggunakan Biovarnish adalah langkah terbaik yang bisa Anda lakukan. Untuk pembelian produk Anda bisa langsung menuju ke link berikut ini. Rekomendasi Untuk AndaMengenal Jenis Kayu Lantai Terbaik Hingga Finishingnya yang TepatMengenal Jenis-Jenis Dempul Kayu Berdasarkan Jenis FinishingMengenal MDF dari Pengertian, Kelebihan dan Cara FinishingnyaPerawatan Meja Jati dan Jenis Kayu Lainnya sesuai Hasil Finishingnya7 Jenis Kayu Cedar dan Tips FinishingnyaJenis-Jenis Kayu untuk Furniture Antik Hingga Cara Membuat yang MudahPilihan Menarik LainnyaMengenal 4 Ciri Kayu Kelapa yang Bagus untuk Furniture OutdoorKenali Apa Itu Kayu Meranti dan Berbagai Olahannya yang Banyak DijualCara Memilih dan Mengenal Kayu yang Cocok untuk Diukir pada MebelMenentukan dan Memilih Jenis Cat Duco Kayu di Indonesia TerbaikApa Saja Kelebihan dan Kekurangan Kayu Solid yang Menguntungkan?Mengenal Perbedaan Jenis Kayu Solid dan Olahan Kayu sebelum MembeliCat Duco Kayu yang Bagus untuk Semua Jenis Kayu Tampil NaturalPunya Furniture Jati Belanda di Rumah? Bagusnya Di finishing Apa Ya?5 Jenis Kayu untuk Mainan Anak dan Finishing yang Tepat7 Jenis Kayu Kalimantan yang Terkenal Tahan Lama dan OlahannyaCara Dempul Kayu yang Baik untuk Ikatan yang Kuat Bebas LubangCara Membuat Meja Unik Hingga Finishingnya dengan Tampilan Rustic Mejarouter adalah jenis Meja khusus di mana mesin router genggam yang sesuai dapat dipasang, terbalik, ke bagian bawah meja. Mata Pisau router, atau bit, akan menonjol melalui lubang di permukaan meja. Bahan kayu atau mdf bisa diumpankan di sepanjang meja, menghadap pemotong yang berputar, untuk dipotong atau dibentuk. Router table dilengkapi dengan berbagai aksesori, Penasaran bagaimana proses pengerjaan dan produksi furniture yang digunakan di rumah Anda? Bagaimana ya caranya sepotong kayu besar akhirnya bisa terbentuk menjadi suatu furniture yang cantik dan fungsional? Proses pengerjaan sebuah furniture merupakan proses yang panjang dan membutuhkan ketelitian yang tinggi agar furniture yang dihasilkan memiliki kualitas yang tahapan prosesnya pun memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda dan quality check yang berbeda pula. Tak hanya itu, teknik dan alat yang dibutuhkan untuk tiap proses pembuatan furniture pun berbeda-beda. Makin penasaran kan? Ayo, kita lihat proses produksi furniture kayu berikut Mendapatkan Bahan Utama Berbentuk LogSumber antijamurTahap pertama adalah mendapatkan bahan utama yang masih berbentuk log atau yang biasa juga disebut dengan kayu gelondongan. Di tahap pertama ini, kayu masih berbentuk batangan besar karena baru saja ditebang. Untuk mendapatkan kayu yang berkualitas tinggi, diperlukan kayu yang sudah berumur tua. Pada beberapa jenis kayu juga dilakukan proses pengupasan kulit untuk percepatan pengeringan kayu. Setelah itu, barulah kayu dipotong sesuai dengan Pemotongan KayuSumber pixabayAgar bisa diproses lebih lanjut, log perlu dipotong sedemikian rupa sehingga dimensi kayu sesuai dengan ukuran alat pengering atau ukuran furniture yang akan dibuat. Biasanya, pemotongan kayu dari bentuk log dibuat lembaran dengan ketebalan 3 hingga 15 sentimeter. Mesin yang digunakan untuk memotong kayu adalah bansaw atau gergaji Pengeringan KayuSumber antiseranggaSalah satu tahap yang paling penting adalah pengeringan kayu. Kayu harus dikeringkan karena memang sifat fisiknya yang dapat berubah bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam kayu. Pengeringan juga dapat berguna untuk melindungi kayu dari berbagai serangga dan penyakit sehingga kayu lebih awet dan kuat. Pengeringan dapat dilakukan di luar ruangan dengan mengandalkan sinar matahari atau dengan memasukkan kayu ke dalam Pembentukan Kayu Sesuai Bentuk FurnitureSumber finewoodworkingSetelah proses pengeringan, kayu yang paling ideal dibelah dan dipotong sesuai dengan ukuran atau bentuk furniture yang ingin dibuat. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan pemeriksaan kualitas bahan untuk mengecek cacat alami kayu. Pengerjaan pada tahap ini biasanya menggunakan mesin gergaji atau Penyerutan KayuSumber familyhandymanKayu yang telah berbentuk balok masuk ke bagian penyerutan untuk menghilangkan tekstur kayu yang masih kasar dan menentukan ukuran pasti untuk furniture yang akan dibuat. Proses ini akan membuat tekstur kayu menjadi lebih halus. Kemudian baru dilakukan pengeboran untuk membuat lobang pada sistem Pengamplasan KayuSumber woodtoolspointProses selanjutnya adalah tahap pengamplasan untuk mendapatkan tingkat kehalusan sesuai keinginan. Beberapa produk ada yang harus dilakukan pengamplasan sebelum dirakit. Namun, ada juga yang diamplas setelah barang jadi yaitu furniture berukuran besar seperti lemari, pintu, atau meja besar yang tidak memiliki sudut sempit. Pengamplasan pada bidang kecil dan sempit menggunakan amplas manual atau tangan. Untuk produk yang lebih besar bisa menggunakan mesin untuk mempercepat proses Perakitan FurnitureSumber woodsmithSetelah kayu siap, proses selanjutnya adalah perakitan. Apabila produk tersebut adalah produk knock down atau lepasan, maka proses perakitan bisa dilakukan setelah finishing. Namun, untuk pintu atau laci biasanya akan dilakukan perakitan terlebih FinishingSumber jbdesigns1031Sebelum barang siap dikirim, ada proses penyelesaian atau finishing. Proses ini merupakan tahap akhir pada proses pembuatan furniture. Pada tahap ini, tukang mebel akan memberikan lapisan pada kayu agar terlihat indah dan elegan, sekaligus memberikan perlindungan pada kayu. Tahap ini juga sekaligus menjadi langkah penyelesaian untuk memastikan tidak ada cacat dan furniture telah siap Pengiriman FurnitureSumber pakmailSetelah semua tahap terlewati, maka barang sudah siap untuk masuk ke tahap pengemasan dan dikirim ke toko atau pembeli. Tahap pengemasan dan pengiriman barang ini juga harus diperhatikan dengan baik agar barang tidak mengalami kerusakan saat sampai pada proses produksi furniture memerlukan tahapan yang panjang ya? Tiap tahapan dilakukan dengan sebaik mungkin untuk memastikan kualitas dari furniture yang saat ini ada di rumah Anda. .